NARASINETWORK.COM - Singapura mengalami lonjakan kasus Covid-19 secara signifikan dalam dua minggu terakhir. Bahkah angkanya mampu melonjak dua kali lipat di akhir pekan.
Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung menghimbau masyarakat untuk menggunakan masker lagi.
"Kita berada di awal gelombang di mana gelombang ini terus meningkat," kata Ong yang dikutip NarasiNetwork.com dari sebuah sumber.
Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris juga meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan ketersediaan vaksinasi booster.
"Harapan kami tentunya pemerintah tetap memastikan bahwa masyarakat Indonesia bisa mendapatkan vaksinasi atau booster, khususnya bagi kaum manula dan kelompok rentan. Vaksinasi Covid-19 terbukti dapat mengurangi gejala bagi mereka yang tertular Covid-19," ucapnya.
Tercatat ada 25.900 kasus Covid-19 sejak 5 hingga 11 Mei 2024. Rata-rata rawat inap harian juga meningkat menjadi sekitar 250 dari 181 pasien pada minggu sebelumnya.
Sementara rata-rata kasus harian di perawatan intensif tetap rendah yaitu tiga kasus dibandingkan dua kasus pada minggu sebelumnya.
Ong mengatakan, apabila lonjakan kasus naik dua kali lipat, Singapura masih mampu menangani 500 pasien.
Jumlah tersebut, menurut dia, dapat ditangani Negeri Singapura.
"Namun, jika jumlah kasus meningkat dua kali lipat untuk kedua kalinya, dengan perkiraan seribu pasien, itu akan jadi beban besar bagi sistem rumah sakit," sebut dia.
Baca juga: PT Jasa Marga Buka Lowongan Kerja untuk Posisi Operation Management Assistant, Ditutup 1 April 2024
"Seribu tempat tidur setara dengan satu rumah sakit daerah," ujar Ong.
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo meminta pemerintah harus menyiapkan pengawasan dalam bentuk pencatatan data penyakit menular.
"Ada atau tidaknya Covid pemerintah harus siap siaga apapun penyakitnya dengan meningkatkan surveillance," ujar Rahmad.
Dengan adanya surveillance, jelas Rahmad, Pemerintah bisa menganalisa data penyakit menular untuk mengambil langkah kebijakan kemudian hari. Ia meminta masyarakat tak perlu panik dengan adanya lonjakan kasus Covid-19 di Singapura.
"Tidak perlu berlebihan menanggapi dan tidak perlu reaktif menyikapi tapi saya kira perlu pemerintah dan seluruh jajaran, dan faskes meningkatkan surveillance, pencatatan data kejadian-kejadian kasus-kasus semua penyakit menular, termasuk di dalamnya Covid-19 dengan berbagai varian," jelasnya.
Kasus lonjakan tersebut dipicu oleh varian baru Covid-19 KP.1 dan KP.2. Hingga saat ini kedua varian tersebut mencakup lebih dari dua pertiga kasus di Singapura. (*)