NARASINETWORK.COM, OKU TIMUR - Dalam sebuah pernyataan dalam Forum Diskusi Hoirur Rozikin, Ketua Bidang Pemberdayaan Umat Himpunan Mahasiswa Islam Cabang OKU Timur, menganalisis kondisi budaya demokrasi dalam Politik Indonesia yang dinilai perlu di ubah. Menurutnya, hal ini terlihat jelas dari cara partai politik dalam memilih calon kandidat untuk Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), dan berbagai pemilihan lainnya yang sering kali hanya berlandaskan pada Elektabilitas.
Dalam diskusi yang dihadiri oleh mahasiswa dan tokoh masyarakat, Hoirur menegaskan bahwa pendekatan yang sempit ini harus segera diubah. "Calon kandidat yang diusung oleh partai politik harus didasarkan pada beberapa kategori penting. Pertama, mereka harus memiliki integritas dan kredibilitas yang baik. Setelah itu, jika memenuhi kriteria ini, kita perlu menguji intelektualitas mereka. Elektabilitas seharusnya menjadi pertimbangan terakhir," ujarnya dengan tegas.
Hoirur juga memperingatkan bahwa jika tolak ukur utama hanya elektabilitas, hal ini dapat menciptakan pola politik yang tidak sehat di masa depan. "Kita harus memastikan bahwa calon pemimpin yang diusung benar-benar memiliki kualitas yang layak untuk memimpin bangsa ini," katanya.
Baca juga: Perbedaan Bisnis Skema Ponzi dan Bisnis Skema Piramida: Mengungkap Kebenaran di Balik Skema Penipuan
Lebih jauh, Hoirur mendorong partai politik untuk menerapkan budaya demokrasi yang lebih baik, termasuk melakukan rotasi kepemimpinan di tingkat ketua umum partai. Menurutnya, langkah ini akan menciptakan dinamika yang lebih sehat dan menjadikan partai politik lebih akuntabel serta responsif terhadap aspirasi masyarakat.
Dengan seruan ini, Hoirur Rozikin berharap dapat menggugah kesadaran masyarakat dan para pemimpin politik untuk bersama-sama membangun demokrasi yang lebih berkualitas. Melalui pemilihan kandidat yang tepat dan penerapan budaya demokrasi yang baik, Indonesia diharapkan dapat melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas untuk masa depan bangsa.