NARASINETWORK.COM - Magelang, Puluhan pegiat TBM dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti Temu Pegiat TBM 2025 di Magelang (31 Januari–2 Februari 2025). Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Ibnu Hajar di Magelang, Jawa Tengah, menjadi tuan rumah "Temu Pegiat TBM 2025." Acara ini dihadiri oleh puluhan pegiat TBM dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Timur, Jambi, Papua Tengah, Jakarta, Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Forum TBM, Bapak Opik, dengan upacara simbolis berupa penuangan beras ke dalam tampah, yang diikuti oleh seluruh peserta dengan membawa beras dan makanan khas daerah masing-masing. Sebagai rangkaian acara inti, "Jagongan Literasi" pada malam hari menghadirkan narasumber kunci, Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D
Rangkaian kegiatan seni budaya turut memeriahkan acara, antara lain Tari Nirboyo dari TBM Ibnu Hajar, tayangan video membaca nyaring dari TBM Diary (Kendari) dan TBM Besembang (Karimun, Kepulauan Riau), serta pembacaan geguritan oleh Sinudarsono, diiringi petikan siter oleh Sutikno.
Dalam paparannya, Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D menekankan peran vital perpustakaan sebagai wahana pengembangan kreativitas dan ilmu pengetahuan, melampaui fungsi semata sebagai tempat penyimpanan buku. Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap dedikasi para pegiat TBM yang tanpa pamrih mengabdikan diri untuk mencerdaskan bangsa. Senada dengan hal tersebut, Bapak Opik dalam sambutannya juga menyampaikan rasa bangga dan haru atas perjuangan para pegiat TBM dalam menghadapi berbagai tantangan.
Fileski mendampingi Jauharul Abidin, M.Pd.I menerima SK Pengurus Forum TBM Jawa Timur untuk Masa Bakti 2025-2030
Selain "Jagongan Literasi," Temu Pegiat TBM 2025 mencakup berbagai kegiatan lain, seperti: sharing pengelolaan TBM dari Jakarta, DIY, dan Jawa Barat; napak tilas sejarah TBM Ibnu Hajar; penyerahan Surat Keputusan (SK) kepada Pengurus Wilayah (PW) FTBM Jawa Timur; pertunjukan seni "Kwartet Debat Kusir"; refleksi 20 tahun Forum Taman Bacaan Masyarakat; serta beragam pentas seni yang menampilkan tari rampak, teatrikal puisi, pembacaan lontar, resital puisi, dan pembacaan puisi.
Fileski Membacakan Puisi di Temu Pegiat TBM 2025 Magelang
Puncak acara dimeriahkan oleh penampilan puisi oleh Fileski Walidha Tanjung, seorang guru seni budaya, penyair, penulis asal Madiun, Jawa Timur ini juga merupakan salah satu pengurus wilayah FTBM Jawa Timur, dalam bidang Divisi Pengembangan SDM. Fileski membawakan lima puisi di acara semalam.
Puisi Fileski Walidha Tanjung :
1. Membaca Ulang Relief, Menafsir Zaman
Dinding batu kisah-kisah
terpahat di masa lalu yang berbincang dengan masa depan.
Kuda-kuda melaju, kapal-kapal berlayar,
huruf-huruf purba menciptakan gelombang,
terukir di tubuh candi, terbaca di mata hati
Kubaca ulang Borobudur,
bukan sekadar susunan stupa,
Borobudur adalah buku-buku batu
setiap halamannya menunggu tafsir.
Setiap relief adalah aksara tak bersuara,
siapa yang mengerti, adalah yang mendengarnya.
Membaca adalah membebaskan waktu
agar kembali jadi manusia
agar kembali bisa berbicara
jadilah obor dalam kegelapan zaman.
2025
2. Museum yang Bernapas
Di balik tembok-tembok tua.
masa lalu masih bernafas,
menyaksikan kita yang gagap membaca jejak.
Patung-patung tersenyum samar,
seakan berbisik,
"Jadilah tamu yang bertanya, bukan yang berlalu begitu saja."
Di museum
literasi bukan hanya aksara kertas,
debam waktu yang membatu,
saksi bagi mereka yang memahami akar.
Siapa yang membaca museum,
ia tak hanya menemukan peninggalan,
tetapi menemukan dirinya sendiri
yang tersembunyi dalam riwayat jejak bangsanya.
2025
3. Taman Cahaya
Buku-buku tersusun di rak-rak kayu
Setiap lembar adalah jendela,
setiap kata adalah kunci,
setiap halaman adalah tangga
yang bisa kau panjat menuju cakrawala.
Di taman baca, anak-anak adalah tunas,
menanam akarnya di dalam cerita,
menghirup aroma kata-kata,
dan tumbuh dengan cahaya pengetahuan.
Orang-orang yang mengenal taman baca
adalah mereka yang tak takut pada kegelapan,
sebab di dalam kepala mereka ada lampu
yang mampu mengusir gulita.
2025
4. 20 Tahun Membaca Masa Depan
Dua puluh tahun,
taman baca tumbuh menjadi pohon rindang
menaungi mereka yang haus,
menunggu mereka yang mencari.
Dua puluh tahun,
kertas-kertas telah menanamkan mimpi,
tulisan-tulisan telah menumbuhkan sayap,
kini mereka terbang membawa terang.
Taman baca adalah sungai,
mengalirkan pengetahuan ke desa-desa,
ke gang-gang sempit, ke setiap sudut kota,
ke hati mereka yang ingin mengubah dunia.
20 tahun bukan sekadar angka,
20 tahun adalah bukti bahwa membaca adalah jalan,
dan literasi adalah pelita yang tak pernah mati.
2025
5. Menjelajahi Jati Diri
Melangkah di tanah leluhur,
di mana kayu-kayu menari dalam ukiran,
di mana kain-kain bercerita lewat tenunan.
Setiap desa adalah halaman buku
yang menunggu dibaca dengan hati terbuka.
Aku melihat anak-anak menulis di atas tanah,
mengeja sejarah yang belum selesai,
menyambung mitos dengan mimpi,
menjadikan kearifan sebagai mata batinnya.
Jelajah desa bukan sekadar perjalanan,
tetapi pelayaran ke dalam diri.
Mengenali lokalitas adalah menemukan jati diri,
dan mengenali jati diri adalah tangga menuju bahagia yang sejati.
Dari lokal menuju global,
berjaya tanpa meninggalkan akar.
2025
Kegiatan literasi ini diharapkan dapat mendorong peran aktif masyarakat dalam meningkatkan minat baca, dan menambah semangat literasi bagi para pegiat TBM di seluruh Indonesia. Dukungan dari pemerintah, khususnya Perpustakaan Nasional dan Kementerian Pendidikan, semakin optimal dalam mendukung kegiatan ini.
(*)