Wawancara Tokoh : Melestarikan Tari Pagellu' Tua Toraja bersama Hesti Nona Pala'langan  

Minggu, 23 Mar 2025 20:00
    Bagikan  
Wawancara Tokoh : Melestarikan Tari Pagellu' Tua Toraja bersama Hesti Nona Pala'langan   
Hesti Nona palalangan

Pertunjukan Tari oleh Hesti Nona Palalangan

NARASINETWORK.COM - Wawancara daring ini dilakukan dengan Ibu Hesti Nona Pala'langan, seniman tari senior asal Toraja. Wawancara tersebut berlangsung di atas Kapal Motor Gunung Dempo, saat Ibu Hesti melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Makassar pada Minggu, 23 Maret 2025, Waktu Indonesia Tengah. Ibu Hesti, yang juga berprofesi sebagai pengajar, koreografer, dan dosen, telah mengabdikan diri selama puluhan tahun untuk melestarikan dan mengembangkan seni tari, khususnya Tari Pagellu' Tua Toraja.

Pendidikannya yang mumpuni, Sarjana Seni Tari dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Magister Seni Urban dan Industri Budaya dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ), menunjang pemahamannya yang komprehensif tentang tarian tersebut. Lebih dari sekadar penari, Hesti adalah peneliti dan penggiat budaya yang berdedikasi tinggi dalam mendalami tari Toraja.

Berikut petikan wawancara kami ;

Selamat siang, Ibu Hesti Nona Pala'langan. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk wawancara ini di tengah kesibukan Ibu. 

Selamat siang juga, Erna. Senang sekali dapat berbincang denganmu.

Ibu Hesti dikenal sebagai seniman tari senior asal Toraja, pengajar, koreografer, dan dosen. Dengan latar belakang pendidikan Sarjana Seni Tari dari UNJ dan Magister Seni Urban dan Industri Budaya dari IKJ, Ibu telah mengabdikan puluhan tahun untuk melestarikan Tari Pagellu' Tua Toraja. Bisakah Ibu menjelaskan secara detail tentang tari ini, termasuk sejarah dan maknanya?

Tari Pagellu' Tua Toraja memiliki akar yang kuat dalam tradisi bangsawan Toraja dan berkembang di setiap Tongkonan (rumah adat). Evolusi koreografinya terbentang dari zaman pra-kolonial hingga pasca kemerdekaan Indonesia. Meskipun dokumentasi lengkap sebelum era modern masih terbatas, kami telah berhasil mengumpulkan beberapa gerakan inti dari para seniman terdahulu yang sering ditampilkan dalam Upacara Rambu Tuka. Pada awalnya, Tari Pagellu' Tua terdiri dari sekitar 12 gerakan inti, masing-masing sarat makna yang merefleksikan nilai-nilai dan filosofi hidup masyarakat Toraja. Tarian ini bukanlah sekadar gerakan, tetapi representasi doa dan harapan masyarakat Toraja.

Apa tantangan terbesar dalam melestarikan Tari Pagellu' Tua Toraja di era modern?

Industri pariwisata menghadirkan tantangan yang signifikan. Peningkatan jumlah wisatawan di Toraja mendorong kreativitas, termasuk pengembangan Tari Pagellu' menjadi berbagai variasi tarian. Meskipun inovasi penting, kita harus menjaga keaslian Tari Pagellu' Tua sebagai warisan budaya tak benda yang unik bagi Toraja. Kreativitas dan inovasi diperbolehkan, tetapi penting untuk tidak menggunakan nama "Tari Pagellu' Tua" bagi karya-karya tersebut agar keotentikan warisan budaya tetap terjaga.

Bagaimana peran teknologi dalam mempromosikan Tari Pagellu' Tua Toraja?

Kami menerapkan strategi promosi bertahap. Promosi besar-besaran bukanlah prioritas utama. Kami lebih memprioritaskan pembangunan fondasi yang kuat melalui diskusi, pelatihan, dan seminar. Dari kegiatan-kegiatan ini, strategi promosi yang terstruktur dan sistematis akan dikembangkan untuk mencapai hasil yang optimal dan akuntabel bagi perkembangan seni budaya dan kearifan lokal Toraja. Teknologi akan berperan penting dalam mendokumentasikan, melestarikan, dan menyebarluaskan informasi tentang Tari Pagellu' Tua Toraja secara efektif.

Apa visi Ibu untuk masa depan Tari Pagellu' Tua Toraja?

Visi saya adalah menjadikan Tari Pagellu' Tua sebagai tarian klasik wajib dalam kurikulum pendidikan seni tari Toraja. Generasi muda Toraja harus menguasai tarian ini baik secara teori maupun praktik. Dengan demikian, Tari Pagellu' Tua akan tetap lestari dan diwariskan secara turun-temurun sebagai identitas budaya Toraja.

Selama puluhan tahun berkarya, pengalaman apa yang paling berkesan bagi Ibu?

Semua pengalaman berkarya sangat berkesan. Namun, menari berjam-jam di berbagai situs budaya dan cagar alam Toraja, mengucapkan doa dan melakukan tari (Magellu) sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, alam, dan leluhur, merupakan pengalaman yang paling berkesan. Tarian dengan busana putih ini merupakan persembahan bagi Tanah Leluhur tercinta.

Bagaimana Ibu menyeimbangkan peran sebagai penari, pengajar, dan koreografer?

Ini membutuhkan manajemen waktu dan kerja sama tim yang baik. Saat ini, kami mengembangkan Sekolah Tari Komunitas Gellu' Toraja yang berfokus pada pengembangan ilmu tari melalui kurikulum terstruktur, serta menyediakan wadah pertunjukan bagi siswa. Dukungan dari tim di Komunitas Gellu' Toraja dan Yayasan Seni dan Kearifan Lokal Rorre Sarira sangat membantu.

Dukungan apa yang dibutuhkan untuk pelestarian seni budaya Toraja?

Dukungan utama adalah rasa memiliki dan kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama melestarikan seni budaya dan kearifan lokal Toraja. Dukungan moril dan material dari pemerintah daerah hingga pemerintah pusat juga sangat penting, termasuk pendanaan, infrastruktur, pelatihan, dan promosi yang berkelanjutan.

Terima kasih banyak atas waktu dan kesediaan Ibu Hesti untuk berbagi wawasan berharga ini. Semoga Tari Pagellu' Tua Toraja tetap lestari dan terus memukau dunia.

Sama-sama, Erna. Terima kasih.

Jakarta - Makassar

Minggu, 23 Maret 2025

(*)

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Idul Fitri: Lebih dari Sekedar Ketupat dan Opor, Makna Silaturahmi yang Mendalam
Wawancara Tokoh : "Beyond the Canvas: Wayan Jengki Sunarta on Art, Literature, and Literacy"
Wawancara Tokoh : Melepas Jangkar di Bulan Ramadan D. Zawawi Imron, Kisah, Kata, dan Inspirasi
Aliansi Masyarakat Bandung Raya Gelar Aksi Mendukung Pengesahan UU TNI 
Jaringan Aktivis Muda Lintas Organisasi Beri Dukungan Untuk Tempo
SKUAD Indemo Kecam Teror : Solidaritas untuk Jurnalis Perempuan Tempo Cica dan Tim Bocor Alus
Solidaritas Mengalir Pasca Teror Tempo: Ancaman terhadap Kebebasan Pers dan Keselamatan Jurnalis
BREAKING NEWS- AHY Resmi Tunjuk Herman Khaeron Jadi Sekjen Demokrat 2025-2030, Gantikan Teuku Riefky Harsya
Wawancara Tokoh : Melestarikan Tari Pagellu' Tua Toraja bersama Hesti Nona Pala'langan   
Hesti Nona Pala'langan: Melestarikan Gellu' Toraja, Tari Tradisional yang Menawan   
Islam Kontekstual : Sebuah Tafsir yang Menyegarkan dari Sofyan RH Zaid
"Apabila Guru Tergantikan AI : Akankah Kemanusiaan Tetap Bertahan."
Hari Puisi Sedunia 2025: Merayakan Bahasa, Kreativitas, dan Kekuatan Kata-kata sebagai Terapi Diri
Dongeng: Jembatan Menuju Literasi Dini di Era Digital
Antisipasi Lonjakan Arus Mudik Lebaran 2025, Herman Khaeron Dorong Inovasi Transportasi
UNUSIA Hadir di Pameran Prangko:  Menelusuri Sejarah dalam Sekeping Kartu Pos
Jakarta Storytelling Circle: Menggali Makna "Deep Water" dalam Perayaan #WorldStorytellingDay
Mengenang Wahyu Prasetya : Peringatan 7 Tahun Wafatnya Sang Penyair Malang   
Taman Ismail Marzuki Gelar Diskusi Sastra Buya Hamka,  Hadirkan Tokoh-tokoh Terkemuka
Hikmah Nuzulul Quran 2025 :  Menjadikan Al-Quran Benteng Diri