NARASINETWORK.COM - Jakarta, Artikel ini menyajikan wawancara yang dilakukan oleh NARASINETWORK.COM kepada Ibu Indah Soenoko, Ketua Komunitas Perupa Perempuan Indonesia (KOMPPI), untuk membahas peran KOMPPI dalam memajukan seni rupa perempuan di Indonesia. Wawancara ini mengeksplorasi visi dan misi KOMPPI, strategi pemberdayaan perempuan, tantangan yang dihadapi, serta harapan untuk masa depan seni rupa perempuan Indonesia. berikut petikan wawancara kami :
Indah Soenoko, seniman perempuan asal Bekasi, telah mendedikasikan hidupnya untuk mengekspresikan keindahan melalui kanvas. Perjalanan seninya dimulai sejak tahun 1975 di Bengkel Muda Surabaya, tempat ia mengasah bakat dan belajar berbagai teknik seni rupa. Pengalamannya sebagai guru seni di tingkat SD dan SMP selama hampir tiga dekade turut memperkaya pemahamannya tentang dunia seni dan pendidikan. Kini, karyanya yang kaya akan detail dan nuansa telah dipamerkan di berbagai kota di Indonesia, dari Surabaya hingga Jogjakarta, menunjukkan konsistensi dan dedikasi Indah dalam berkarya.
1) Selamat siang, Ibu Indah. Terima kasih atas kesediaan Ibu untuk wawancara ini.
J : Selamat siang. Sama-sama, saya merasa senang mendapat kesempatan ini.
2) Apa visi dan misi KOMPPI dalam memajukan seni rupa perempuan Indonesia? Bagaimana KOMPPI mewujudkan visi dan misi tersebut dalam praktiknya?
J : Visi KOMPPI adalah menjadi wadah yang berpengaruh dan inspiratif bagi para perupa perempuan Indonesia, menyediakan ruang ekspresi yang seluas-luasnya, serta memperluas jaringan mereka. Misi kami tertuju pada upaya menginspirasi dan memberdayakan perempuan muda melalui karya seni, mengembangkan beragam gaya dan teknik seni yang inovatif, serta membangun jejaring dan kolaborasi yang kuat. Dalam praktiknya, kami mewujudkannya melalui berbagai program, di antaranya pameran seni, pelatihan, lokakarya, dan program mentorship bagi para perupa perempuan. Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Narasi Network dan Antara Heritage Center, berperan penting dalam memperluas jangkauan dan dampak karya-karya perupa perempuan.
3) Bagaimana KOMPPI mendorong partisipasi dan pemberdayaan perempuan dalam dunia seni rupa yang masih didominasi laki-laki? Apa strategi dan program yang telah dijalankan?
J : Kami menyadari bahwa dunia seni rupa masih didominasi oleh laki-laki. Oleh karena itu, KOMPPI secara aktif membangun komunitas seni khusus perempuan, mengembangkan jaringan antar perupa perempuan, menyelenggarakan program mentorship, dan mengadakan pelatihan serta lokakarya khusus bagi perempuan. Program mentorship memberikan kesempatan bagi perupa perempuan muda untuk mendapatkan bimbingan dari perupa yang lebih berpengalaman. Pelatihan dan lokakarya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri mereka dalam berkarya. Selain itu, kami aktif mempromosikan karya-karya anggota KOMPPI melalui berbagai pameran dan kolaborasi.
4) Pameran "Apresiasi Kehidupan Wanita" menampilkan beragam gaya dan tema. Bagaimana KOMPPI menyeleksi karya dan memastikan representasi yang beragam dari pengalaman perempuan Indonesia?
Dalam menyeleksi karya untuk pameran "Apresiasi Kehidupan Wanita", kami memprioritaskan karya-karya yang relevan dengan pengalaman perempuan Indonesia. Proses seleksi mempertimbangkan keberagaman latar belakang, pengalaman, dan perspektif. Upaya kami diarahkan untuk menghindari dominasi satu perspektif tertentu, agar berbagai pengalaman dan perspektif perempuan Indonesia dapat terwakili secara adil.
4) Apa saja tantangan yang dihadapi KOMPPI dalam memperjuangkan kesetaraan gender dalam dunia seni rupa Indonesia? Bagaimana KOMPPI mengatasi tantangan tersebut?
J : Tantangan utama yang kami hadapi adalah kurangnya pengakuan terhadap karya-karya perempuan dan diskriminasi yang masih terjadi. Dominasi laki-laki menciptakan ruang yang terbatas bagi perempuan untuk berekspresi dan berpartisipasi secara setara. Untuk mengatasi hal ini, kami terus berupaya meningkatkan visibilitas karya perempuan, membangun jaringan yang kuat, dan mengadvokasi kesetaraan gender dalam dunia seni rupa melalui berbagai jalur, termasuk advokasi kebijakan.
5) Apa peran kolaborasi dan jejaring media seperti dengan NARASINETWORK.COM dan Antara Heritage Center, dalam keberhasilan pameran dan kegiatan KOMPPI secara umum?
J : Kolaborasi sangat krusial bagi keberhasilan pameran dan kegiatan KOMPPI. Kolaborasi meningkatkan dampak pameran, memperluas jangkauan akses bagi masyarakat luas, memperluas jaringan dan kesempatan bagi para perupa perempuan, meningkatkan kualitas pameran, dan membuka akses ke sumber daya yang mungkin tidak tersedia bagi perupa perempuan secara individual.
NARASINETWORK.COM sedari awal sebelum pembukaan pameran menulis tentang kami, turut menjadi media siar melalui tulisan dari mba Erna Wiyono dan Antara Heritage Center selaku kolaborator dan penyedia tempat pameran berperan sentra untuk membuat publik bukan hanya mendapat edukasi tentang perupa perempuan Indonesia, karya seni rupa, tapi publik yang berkunjung sekaligus dapat mengetahui sejarah dari perjalanan berita Antara.
7) Bagaimana KOMPPI memandang prospek dan perkembangan seni rupa perempuan Indonesia di masa depan? Apa harapan KOMPPI untuk peran perempuan dalam seni rupa Indonesia ke depannya?
J : Peran penting KOMPPI dalam memajukan seni rupa perempuan Indonesia. Upaya-upaya yang dilakukan KOMPPI, mulai dari membangun komunitas, menyelenggarakan workshop terkait, hingga menjalin kolaborasi, menunjukkan komitmen yang kuat untuk mencapai kesetaraan gender dalam dunia seni rupa. Harapannya, melalui kerja keras dan kolaborasi berkelanjutan, seni rupa perempuan Indonesia akan semakin diakui dan dihargai di kancah nasional maupun internasional.
KOMPPI (Komunitas Perupa Perempuan Indonesia) adalah komunitas yang unik. Anggota-anggotanya, para ibu rumah tangga yang juga seniman berbakat, membuktikan bahwa peran ganda sebagai ibu dan seniman dapat dijalankan dengan sukses. Berasal dari berbagai kota di Indonesia, para seniman ini bersatu dalam KOMPPI untuk mengembangkan bakat, berkolaborasi dalam menciptakan karya-karya seni berkualitas tinggi, dan mempromosikan peran perempuan dalam industri seni rupa. KOMPPI dibentuk 1 hari sebelum kelahiran RA. Kartini, yaitu tanggal 20 April 2025.
Jakarta, 24 April 2025.