"Si Biru Tosca" Danau Moko yang Mempesona

Selasa, 29 Apr 2025 15:00
    Bagikan  
"Si Biru Tosca" Danau Moko yang Mempesona
Sultan Musa

Danau Moko adalah danau yang berada di Desa Walengkabola, Kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara yang memiliki nilai penting bagi masyarakat setempat. 

NARASINETWORK.COM - Pulau Muna, Sulawesi Tenggara

‘SI BIRU TOSCA’  DANAU  MOKO YANG MEMPESONA

 

Dalam bahasa setempat, nama “Moko” dalam bahasa lokal mengandung makna kawah besar atau lubang besar. Pada masa silam Moko dimanfaatkan leluhur untuk merendam daun Kolope atau kulit ubi hutan yang telah dikupas.

Pulau Muna yang berada di daerah Sulawesi Tenggara mempunyai beragam wisata alam yang selalu memanjakan mata para pengunjungnya. Di pulau ini kita disuguhkan wisata pantai, goa, danau, bukit dan beberapa situs kuno peninggalan sejarah. Dan sekarang saya akan memaparkan salah satu permata tersembunyi yang bernama Danau Moko. Danau Moko adalah danau yang berada di Desa Walengkabola, Kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara yang memiliki nilai penting bagi masyarakat setempat. Dalam bahasa setempat, nama “Moko” dalam bahasa lokal mengandung makna kawah besar atau lubang besar. Pada masa silam Moko dimanfaatkan leluhur untuk merendam daun Kolope atau kulit ubi hutan yang telah dikupas. 

Bagi pencinta liburan yang mengidamkan tempat yang nyaman, asri, dan indah. Danau Moko adalah jawaban atas impian tersebut. Dengan kedalaman sekitar 12 meter serta luas lebih kurang 600 m2, seakan memperlihatkan hamparan alam bawah laut dalam sebuah lukisan nyata. Keistimewaan alam dan keadaan danau ini yang menjadi daya tarik utama. Airnya  begitu bening, bahkan memperlihatkan detail bebatuan di dasar pun tampak jelas dari permukaan, seolah menyuguhkan pemandangan alam semesta dalam sebuah jendela. Mempesona setiap mata yang menyaksikan dan memandang dasarnya hanya dengan mata telanjang benar – benar memperlihatkan hamparan alam bawah laut dalam sebuah lukisan nyata. Tak heran Danau Moko menyimpan keindahan yang begitu eksotis untuk dieksplorasi.

Kejernihan air danau berwarna biru tosca seperti kaca dan berbentuk layaknya kolam renang oval akan tetapi dindingnya terbentuk secara alami yakni batu karang. Selain itu, tebing-tebing yang menjulang di sekitar danau menjadi spot ideal untuk melompat ke dalam air. Bahkan bagi yang tak ingin bermain air, menikmati keindahan dari ketinggian tebing juga merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Dengan ketinggian mencapai 3 - 5 meter, tebing-tebing ini memang menggoda untuk dijajal. Juga dikelilingi jejeran pepohonan yang bisa dijadikan sebagai tempat alternatif untuk mengambil posisi ketika hendak terjun bebas ke danau atau untuk mengikat tempat tidur gantung atau biasa dikenal Hammock sembari bersantai ria menikmati pesona danau cantik ini.

Perpaduan antara air laut yang asin dan air tawar menjadikan airnya tidak begitu asin. Asal air danau tersebut dari sungai bawah tanah dan air laut yang masuk melalui celah batu yang letaknya tidak jauh dari Pantai Walengkabola ini. Karena bercampur air laut dan sungai bawah tanah, maka rasanya payau menjadikannya berkarakter unik. Sehingga tidak membuat mata perih saat berenang dengan mata telanjang tanpa perlu menggunakan kacamata renang. Airnya yang sangat bening dan bersih akan bisa melihat pemandangan di dalam danau dengan jelas bahkan jika sedang berada di paling dasar danau ini.

Ketinggian permukaan air danau dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Namun air di dalam danau tersebut tidak akan pernah habis mengingat memiliki kubangan yang cukup dalam dan dipasok dengan air sungai bawah tanah. Bila keadaan air surut debit airnya tidak begitu pengaruh jadi bisa datang kapan saja dan tetap jernih.

LALAH BENTO, SI PENYU TUA PENGHUNI DANAU MOKO

Ya, di Danau Moko terdapat seekor penyu yang sangat bersahabat dengan manusia. Si Penyu Tua berwarna kecoklatan ini berukuran besar banyak mengenalnya dengan nama Lalah Bento. Hal ini yang menjadi sorotan setiap pengunjung  yang datang selain hal unik lainnya yang dimiliki oleh Danau Moko.

Bila sedang berenang, penyu ini bahkan ikut menemani berenang dalam air. Jadi pengunjung bisa merasakan sensasi berenang bersama penyu. Sebenarnya selain penyu, di Danau Moko juga  terdapat ikan kecil–kecil seperti di akuarium yang siap temani saat berenang. Namun tetap saja Si Lalah Bento ini primadonanya.

Menurut warga sekitar, untuk bisa berkenalan dengan penyu ini cukup menepuk - nepuk permukaan danau maka penyu akan muncul ke permukaan.  Penyu ini berasal dari laut yang dekat dengan Danau Moko dan bukan hanya satu penyu saja, dulu danau ini memiliki 2 penyu namun 1 telah mati. Penyebabnya dikarenakan ulah pengunjung yang tidak bertanggung jawab, ada yang bilang karena sering disentuh oleh para  wisatawan dan ada juga diduga menelan permen karet pengunjung. Apapun itu penyebabnya, mari jadi pengunjung yang tetap menjaga kelestarian guna keberlangsungan mahkluk hidup di danau ini.

Setelah mendengar kisah hilangnya teman Si Lalah Bento tersebut saya pun tak berniat untuk melakukan tepukan unik tersebut, namun saya cukup beruntung ketika sedang berenang Si Lalah Bento melintas dan muncul sendirinya di permukaan seperti menyapa. Benar kata warga sikapnya ramah, dengan hadirnya saja saya cukup senang dan melihat Si Lalah Bento melintas bebas  tanpa harus terganggu oleh tangan – tangan jahil para pengunjung. Meski sudah di pelupuk mata saya pun mengurungkan niat untuk berswafoto bersamanya, cukup saya peluk keramahannya tanpa harus menganggunya dan tersenyum berharap penyu ini tetap selalu ada.

AKSES MENUJU KE DANAU MOKO

Rute menuju danau ini tergolong cukup mudah, meskipun belum ada akses kendaraan umum yang langsung menuju danau. Pengunjung disarankan menggunakan kendaraan pribadi untuk mencapai tempat ini. Dari Kota Raha, perjalanan sejauh 69 km bisa ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam.

Bagi pengunjung yang berasal dari Kota Kendari, perjalanan menuju danau ini bisa dimulai dengan naik menggunakan kapal speed tujuan Pelabuhan Raha yang ditempuh selama 3 jam, dilanjutkan lagi dari Pelabuhan Raha  ke Danau Moko selama 2 jam menggunakan motor atau mobil menuju Desa Walengkabola. Meskipun memakan waktu sekitar 5 jam perjalanan, pengalaman yang ditawarkan oleh Danau Moko sepadan dengan usaha perjalanan tersebut.

Adapun bila dari Makasar bisa menggunaan via laut penyeberangan laut (Kapal Pelni) dari Pelabuhan Makassar menuju Pelabuhan Murhum Baubau berdurasi lebih kurang 14 jam. Via udara menggunakan penerbangan Makassar – Kendari lalu menyeberang dengan menggunakan kapal cepat atau kapal malam menuju Raha. Bisa juga rute Makassar – Baubau, setibanya di Baubau maka mesti menyeberang menggunakan very atau speed boad menuju pulau Muna.

Tidak seperti destinasi liburan lain yang memungut biaya masuk, danau ini menyediakan pengalaman berlibur yang gratis untuk semua pengunjung. Penduduk setempat yang menjadi pengelola danau tidak membebankan biaya apapun, namun pengunjung diharapkan untuk tetap menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan selama berkunjung.

Terlepas dari fasilitas yang minim hanya ada tangga kayu untuk naik setelah berenang atau menyelam, dan papan himbauan yang mengingatkan untuk menjaga kebersihan. Pengunjung tetap bisa menikmati lukisan alam yang memukau ini dengan nyaman dan aman. Serta merasakan lambaian angin keindahan Danau Moko sayang jika untuk dilewatkan ketika berada di daerah ini. Airnya yang jernih dan berwarna hijau kebiru-biruan membuat pengunjung tak  tahan untuk tidak berenang.

Ini hanya sebagian kecil wisata di Pulau Muna, masih banyak lagi destinasi lainnya yang menarik.

Penulis :

SULTAN MUSA  (@sultanmusa97) - Eksplorer & Penulis Buku

 

 

 

 

 

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

"Si Biru Tosca" Danau Moko yang Mempesona
Hari Tari Sedunia 29 April 2025 Merayakan Keseimbangan Melalui Gerak
Wawancara Tokoh : Yohanes Krisostomus Kasang Parera, Menggemakan Semangat Indonesia Timur Lewat Irama Hip Hop
Panggung Perjuangan : Suara Perempuan dan Filosofi dalam Sastra Indonesia   
Bedas Expo 2025 Jadi Panggung Edukasi KI, Kemenkum Jabar Hadirkan Layanan
Merayakan 70 Tahun Sanpio : Malam Kesenian Mantra Timur Sebuah Eksplorasi Budaya dan Spiritualitas Indonesia
Hidup Seimbang : Manfaat Basket untuk Tubuh, Pikiran, dan Jiwa
Tinju untuk Perempuan : Kesehatan, Kepercayaan Diri, dan Perlindungan Diri
Seni Bersantap : Etika di Meja Makan
Lebih dari Secangkir Teh : Afternoon Tea sebagai Refleksi Budaya dan Status Sosial
Menjaga Kesehatan Gigi Anak : Pentingnya Pemilihan Pasta Gigi dan Kebiasaan Menyikat Gigi Sejak Dini
Menjaga Kebenaran di Tengah Disinformasi : Tantangan Jurnalis Masa Kini
Kenalkan Keluarga pada Mie Sehat : Resep Mie Homemade yang Bergizi
Wawancara Tokoh : Indah Soenoko Memajukan Seni Rupa Perempuan Indonesia melalui KOMPPI
Nasi Goreng Kunyit : Praktis, Sehat, dan Anti Ribet
Bubur Ayam Rumahan : Hangat, Sehat, dan Menggugah Selera   
The Mindful Kitchen : Finding Calm Through Cooking
Sarapan Pagi : Strategi untuk Produktivitas Optimal
Selembar Halaman, Seutas Kebahagiaan 행복을 읽고 한국어로 말하다 Menjelajahi Definisi Kebahagiaan di Indonesia dan Korea
Semangat Hari Kartini 21 April 2025 : Lebih dari Sekadar Busana Kebaya